Pada sebuah telaga di muka bumi,
Langit yang jauh tinggi,
beserta awan yang mengiringinya
berhenti sejenak untuk bercermin.
Bayangannya terlukis dengan nyata di permukaan telaga.
Pada sebuah telaga di bawah inilah
Langit bisa memahami apa warna yang dilukisnya kini.
Pada sebuah telaga langit bisa melihat apakah awan yang dibawanya memberikan kelabu,
ataukah mengantarkan cerah matahari di atas sana
bagi penghuni bumi.
--#--
Begitulah pemimpin.
Ibarat langit di atas dan telaga di bawah. Posisi pemimpin yang ada di atas harus berkaca pada rakyat di bawah.
Ketika berkaca pada rakyat itulah seorang pemimpin bisa melihat bagaimana wujud aslinya sebagai seorang pemimpin.
Ketika rakyat di bawah banyak menderita, seharusnya seorang pemimpin bisa melihat bagaimana leadershipnya.
Langit tidak bisa berkaca pada awan.
Pemimpin tidak bisa "berkaca" pada anak buah. Karena terkadang anak buah yang tidak merdeka tidak bisa memberikan kritik kepada atasannya.
Maka sebagai seorang pemimpin, berkacalah pada rakyat di bawah. Lihatlah bagaimana kondisi rakyatmu. Jangan pernah mengabaikan keluhan mereka, apalagi kritikan mereka. Menutup telinga demi mendengar pujian-pujian orang di sekelilingmu, sementara jeritan rakyat disekitarmu kau abaikan.
Komentar
Posting Komentar