Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

JIKA AKU SHOLAT, SEHARUSNYA AKU JADI SEORANG MUSLIM YANG SEPERTI APA? (I)

Tulisan ini dibuat bukan karena penulisnya sudah berhasil menjadi muslim yang ideal dengan sholat yang dilakukannya. Sama sekali bukan. Sebaliknya.. tulisan ini dibuat justru agar penulisnya memiliki acuan bagaimana seharusnya ia hidup dan berjalan di muka bumi ini jika ia mendirikan sholat 5x sehari. Dan agar penulis bisa memiliki acuan untuk memperbaiki kualitas sholatnya. Diawali dari pertanyaan.. "Kenapa sih ada orang yang rajin sholat 5 waktu.. rajin puasa sunnah.. tapi tetap melakukan korupsi atau maksiat? Lalu bagaimana seharusnya karakter orang yang melakukan sholat 5 kali dalam sehari itu?" “P ermisalan salat yang lima waktu itu seperti sebuah sungai yang mengalir melimpah di dekat pintu rumah salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali.” Al Hasan berkata: “Tentu tidak tersisa kotoran sedikit pun (di badannya).” [HR. Muslim no. 668] Tetapi sholat tidak hanya semata-mata sebagai pembersih dosa saja. Terutama karena kita mengenal

PROBLEM KEJAHATAN dan FREE WILL

Problem Kejahatan yang merupakan pertanyaan paradoksial pertama kali diajukan oleh Epicuros (341-270SM). Disebut juga Trilema Epicuros: Tuhan, katanya ingin menghilangkan kejahatan tetapi tidak dapat. Atau Ia dapat tetapi tidak berniat. Atau Ia tidak berniat dan tidak dapat, atau Ia berniat dan dapat. Jika Ia berniat dan tidak dapat.. Ia lemah, yang tidak sesuai dengan sifat Tuhan. Jika Ia dapat dan tidak berniat... ia dengki, yang juga berbeda dengan sifat Tuhan. Jika Ia tidak berniat dan tidak dapat,.. Ia dengki dan lemah, sehingga bukan Tuhan. Jika Ia berniat dan dapat, yang sesuai dengan Tuhan, maka dari manakah kejahatan? Atau kenapa Ia tidak menghilangkannya? Pertanyaan paradoksial ini kemudian ditegaskan oleh David Hume dalam  Dialogues Concerning Natural Religion  (1779). Dan menjadi problem yang dijadikan salah satu alasan utama oleh kaum Atheis untuk menolak keberadaan Tuhan. Berbagai argumen untuk menjawab Problem Kejahatan ini pernah diajukan oleh para filsuf di antaranya:T