"Jika Anakmu Sering Berbohong, Mungkin Itu Karena Kau Sering Menghukumnya"
Benar? Ya benar.
Lalu? Apa itu berarti kita tidak boleh sering-sering menghukumnya kalau ia berbuat kesalahan?
Sama sekali tidak.
Jika anak berbuat salah dan melanggar peraturan yang sudah disepakati, maka dia harus menerima resikonya: dihukum. Kalau kadang-kadang dihukum dan kadang-kadang dibebaskan... lalu di mana konsistensinya? Kalau tidak konsisten, bagaimana peraturan itu akan ditegakkan?
Tapi nanti untuk menghindari hukuman dia akan berbohong?
Jalan keluarnya bukan dengan membebaskan dia dari hukuman. Tetapi berikanlah kesadaran baginya bahwa berbohong agar tidak dihukum atau agar tidak dimarahi itu adalah sebuah tindakan yang sangat pengecut. Selain tindakan pengecut, orang lain juga akan sulit untuk percaya lagi dengan perkataannya.
"Kalau kamu berbuat salah, kamu harus berani menerima resikonya. Maka, sebelum berbuat salah... pikirkan dulu resikonya. Kalau kamu siap menerima akibat kerugian buat kamu sendiri plus resiko dihukum atau dimarahi ... ya silakan berbuat. Ingat... semua peraturan kita buat untuk kebaikan kamu sendiri. Jadi kalau kamu siap dan berani dengan itu semua ya terserah... silakan. Tapi kalau kamu tidak siap dengan semua resiko itu... ya jangan lakukan kesalahan itu. Jadi... jangan kamu mau berbuat kesalahan, kemudian kamu malah lari dari resikonya, tidak berani menanggungnya. Itu tindakan yang pengecut. Berani dong... hadapi semua resiko itu dengan gagah... segagah kamu melakukan kesalahan itu. Jangan tutupi dengan berbohong. Karena yang ditutupi itu nanti akan terbuka juga"***
***dikutip dari omelan panjang emak-emak galak ke anaknya :P
Benar? Ya benar.
Lalu? Apa itu berarti kita tidak boleh sering-sering menghukumnya kalau ia berbuat kesalahan?
Sama sekali tidak.
Jika anak berbuat salah dan melanggar peraturan yang sudah disepakati, maka dia harus menerima resikonya: dihukum. Kalau kadang-kadang dihukum dan kadang-kadang dibebaskan... lalu di mana konsistensinya? Kalau tidak konsisten, bagaimana peraturan itu akan ditegakkan?
Tapi nanti untuk menghindari hukuman dia akan berbohong?
Jalan keluarnya bukan dengan membebaskan dia dari hukuman. Tetapi berikanlah kesadaran baginya bahwa berbohong agar tidak dihukum atau agar tidak dimarahi itu adalah sebuah tindakan yang sangat pengecut. Selain tindakan pengecut, orang lain juga akan sulit untuk percaya lagi dengan perkataannya.
"Kalau kamu berbuat salah, kamu harus berani menerima resikonya. Maka, sebelum berbuat salah... pikirkan dulu resikonya. Kalau kamu siap menerima akibat kerugian buat kamu sendiri plus resiko dihukum atau dimarahi ... ya silakan berbuat. Ingat... semua peraturan kita buat untuk kebaikan kamu sendiri. Jadi kalau kamu siap dan berani dengan itu semua ya terserah... silakan. Tapi kalau kamu tidak siap dengan semua resiko itu... ya jangan lakukan kesalahan itu. Jadi... jangan kamu mau berbuat kesalahan, kemudian kamu malah lari dari resikonya, tidak berani menanggungnya. Itu tindakan yang pengecut. Berani dong... hadapi semua resiko itu dengan gagah... segagah kamu melakukan kesalahan itu. Jangan tutupi dengan berbohong. Karena yang ditutupi itu nanti akan terbuka juga"***
***dikutip dari omelan panjang emak-emak galak ke anaknya :P
Komentar
Posting Komentar