Siang beberapa waktu yang lalu, Kakak dan Abangku membaca email dari sebuah milis sambil sarapan di teras belakang. Aku yang sedang menyulam sedikit2 mencuri dengar percakapan itu. Menarik. Karena kalimat2 dalam email tersebut terdengar sedikit kasar. Ya, email itu ditujukan kepada Abangku itu. Aku senyum2 mendengarnya. Lalu bertanya, “Email dari siapa sih itu??” Dia kemudian menjelaskan kronologis yang panjang dari email itu dengan singkat.
Heyyy... heyyyy... heyyyy... hahahaaaa.... memanglah, opini Abangku itu pasti mengundang orang untuk berdebat. Panjang perdebatannya. Tapi yang menarik adalah ketika Dia berkata: “Islam itu pada dasarnya tidak berjiwa kepatuhan. Tapi jiwanya adalah pemberontakan. Kalimat syahadat Laa ilaha ilallah tiada Tuhan selain Allah itu jiwanya pemberontakan!”
Yessss!! Aku setuju setuju setuju setuju setuju banget!
Sudah aku baca bukunya Ali Syariati yang berjudul ‘Islam Agama Protes’ itu tapi aku baru menemukan korelasinya dengan kalimat Tauhid itu adalah pemberontakan. Intinya adalah bahwa Islam itu tidak diam saja menghadapi kondisi yang stagnant. Ketika Iran di bawah rezim Syah Reza Pahlevi rakyat dan ulama2 syiah di Iran tidak bergerak menghadapi kesewenang2an rezim. Mereka yang menganut Islam Syiah dan mempercayai datangnya Imam Mahdi hanya berharap bahwa kondisi yang stagnant ketika itu dapat dihadapi dengan kedatangan Imam Mahdi. Jadi mereka hanya diam menunggu dan menunggu datangnya Imam Mahdi. Dan Syariati datang mendobrak pemikiran2 itu. Hey!! Berpikirlah!! Bergeraklah!! Berusahalah!! Rasulullah tidak membiarkan seekor unta dilepaskan kemudian meminta Allah untuk menjaganya ataupun mengihklaskan apapun yang terjadi pada unta itu. Rasulullah memerintahkan umatnya untuk berusaha. Untuk mengikat unta itu dan menjaganya.
Manusia dalam Islam menurut Syariati memiliki free will, kebebasan. Dia bebas untuk memilih apakah akan menjadi yang terhina ataukah bergerak mencapai titik yang tertinggi. Apakah ingin menjadi sekedar sebagai makhluk (basyar) ataukah membentuk diri menjadi manusia yang seutuhnya (insan). Maka tidak ada kepatuhan seperti malaikat, seperti burung-burung, seperti gunung, seperti bumi, dan langit bagi manusia. Bebas. Free will. Kebebasan untuk memberontak.
Dan baru aku sadar dari Abangku itu kalau pemberontakan itu dimulai dari kalimat Tauhid: Laa ilaha ilallah. Tiada Tuhan selain Allah. Pemberontakan terhadap ilah-ilah yang lain, pemberontakan terhadap Tuhan-Tuhan dan ‘tuhan-tuhan’ yang lain. Ya, Tuhan-Tuhan dan ‘tuhan-tuhan’. Dan bagi Syariati, ketika itu Syah Reza Pahlevi sudah menjadi ‘tuhan’ yang baru. Maka Syariati, Muthahari dan Khomeini memberontak untuk menegakkan kalimat Tauhid. Memberontak.
Barulah aku menyadari, kenapa kalimat Tauhid itu berbunyi ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’ bukan berbunyi ‘Akulah satu-satunya Tuhan’. Sangat dalam maksudnya. Maka, berpikirlah!! Berusahalah!! Memberontaklah!! Lihat di sekeliling kita, ada berapa banyak tuhan-tuhan kita?
Maka.... Memberontaklah!!
Komentar
Posting Komentar