Langsung ke konten utama

Maudy Kusnaedi dan Kebaya Annie Avantie

Siapa yang tidak kenal Maudy Kusnaedi? Mantan None Jakarta yang melejit lewat peran Zaenab di serial Si Doel. Cantik... pintar (UI booo') dan baik... (hasil investigasi dari adik kelasnya :D ) Ehm... apakah Anda termasuk yang patah hati ketika Maudy menikah dengan Erick Meijer? ahahaha... *pukpukpuk

Coba kita kilas balik kembali bagaimana cantiknya Maudy ;)




Ini waktu Maudy masih muda... lucuuu yaaa.... :O




Dan ini anggunnya Maudy ketika memakai kebaya merah karya Annie Avantie




Mengenakan dress karya Sebastian Gunawan Maudy tetap cantik... berkilau di Red Carpet Cannes




Bahkan ketika Maudy tidak bermake-up pun wajahnya masih menampakkan kecantikannya..

Apakah mengenakan busana casual, kebaya merah, atau dress, bermake up ataupun tidak, Maudy tetap selalu terlihat cantik.

Adalah Allah yang Maha Indah yang menganugerahkan kecantikan pada Maudy. Cantiknya Maudy berasal dari Allah SWT. Sedangkan pakaian yang dikenakan oleh Maudy adalah hasil karya manusia. Allah memberikan akal dan pikiran pada manusia untuk berkarya. Salah satunya adalah berkarya dalam bidang fashion.


Adalah Anne Avantie yang mengerahkan daya pikir, kreativitas dan usaha kerasnya untuk melahirkan sebuah karya kebaya merah.. indah nan anggun yang dikenakan oleh Maudy. Mengenakan kebaya tersebut Maudy terlihat... ah... komen sendiri deh :D


Adalah Sebastian Gunawan, yang merancang gaun elegan Maudy di red carpet Cannes. Gaun rancangan Sebastian Gunawan tersebut menggunakan bahan tenunan asli Indonesia. Cantik sekali.


Demikianlah... karya Allah SWT di wajah cantik Maudy berbalut dengan hasil karya manusia, Sebuah perpaduan yang serasi, melahirkan keindahan yang luar biasa.

Ketika Maudy dan manusia-manusia lainnya berdiri, berjalan dan menjalani hidup di muka bumi ini, 2 tangan berperan dalam kehidupannya. Yang pertama adalah "tangan" Tuhan, tangan Allah SWT. Dengan 'tangan'Nya manusia dan seisi alam semesta ini diciptakan dan diwahyukan. Manusia sebagai makhluk yang sempurna dianugerahi akal dan pikiran oleh Allah. Mengapa Allah menganugerahi akal dan pikiran? mengapa Allah memerintahkan manusia untuk menggunakan akal dan pikirannya dalam menjalani kehidupan di dunia ini? Berapa banyak ayat dalam Al Quran yang memerintahkan manusia untuk berpikir... berpikir... berpikir dan berpikir?  Padahal Allah sudah menciptakan bumi dan seisinya untuk manusia?Bukankah Allah sudah menurunkan Al Quran sebagai pegangan hidup manusia, yang dilengkapi dengan hadist? Untuk apa lagi manusia membutuhkan akal dan pikiran? Mengapa?

Karena kita ini manusia. Karena kita bukan robot yang selalu bergerak ketika diperintah. Karena kita bukan burung-burung yang bergerak hanya karena naluri. Karena Allah tidak menghendaki menjadi dalang yang selalu menggerakkan manusia sesuai dengan keinginannya. Karena manusia adalah makhluk yang sempurna, yang memiliki kebebasan sendiri untuk memilih, untuk bergerak, untuk memutuskan, untuk menjalani hidup. Maka tidak semua kehidupan manusia dikendalikan sepenuhnya oleh Allah SWT.

Tentunya masih ingat ayat di bawah ini:

"Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan seluruh manusia menjadi satu umat saja" (QS An Nahl: 93)


“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya” (QS Yunus: 99)


Digarisbawahi: JIKA ALLAH MENGHENDAKI. Jika Allah menghendaki, tentu mudah sekali membuat semua umat manusia memiliki satu pandangan terhadap Al Quran, terhadap pandangan siapa Tuhannya. Tetapi Allah tidak menghendaki 'dirinya' menjadi seorang dalang. Allah tidak menghendaki semua manusia menjadi wayang.. yang bergerak hanya jika digerakkan, yang memilih hanya sesuai dengan keinginan Allah, Justru Allah menghendaki manusia untuk memiliki pilihan, Maka diberikanNya akal dan pikiran bagi manusia untuk menentukan hidupnya sendiri.

Kira-kira Allah berkata seperti ini:
"Ini aku berikan modal untuk kalian: Akal dan Pikiran, Bumi dan seisinya, serta Al Quran dan Hadist. Silakan pergunakan ketiga modal ini oleh kalian untuk hidup di dunia ini. Jika ketiganya kalian gunakan sebaik-baiknya, maka hidup kalian di muka bumi ini akan berjalan dengan mulus.. untuk bertemu dengan Aku di ujung kehidupanmu"

Tetapi bagaimana dengan takdir? Bukankah Allah sudah menggariskan takdir kita? Bukankah berarti kita bergerak sesuai dengan keinginan Allah? Tidak...

Quraish Shihab pernah mengatakan bahwa Taqdir berasal dari kata qaddara yang artinya kadar/ukuran/ batas. Secara analogi (agar mudah dipahami) Allah menentukan sebuah wilayah dengan batas-batasnya. Batas itulah Taqdir. Dan manusia bergerak di dalam batas-batas itu... tidak keluar batas. Manusia bergerak di dalam batas wilayah itu dengan menggunakan 3 modal yang diberikan oleh Allah SWT: Akal & Pikiran, Bumi & seisinya serta Al Quran & Hadist.

Demikianlah... maka Allah tidak pernah mengikat dan mengekang manusia dengan ciptaannya. Seorang Maudy Koesnaedi yang diciptakan Allah dengan anugerah kecantikan dengan kesempurnaan wujud, tetap harus menggunakan akal dan pikirannya untuk bergerak hidup. Seorang Maudy dengan kelebihan yang diberikan Allah itu juga tetap membutuhkan akal dan pikiran orang lain untuk tampil sempurna. Maudy membutuhkan olah pikir dan rasa dari seorang Anne Avantie, dari kreativitas seorang Sebastian Gunawan.


Demikianlah... maka Allah tidak pernah mengikat dan mengekang manusia dengan ciptaannya.

Seorang Hee Ah Lee yang dilahirkan dengan keterbatasannya sebagai anugerah Allah, mampu menjalani hidup hingga menjadi seorang gadis remaja dengan bermodalkan akal pikiran dan lingkungan sosialnya (bumi beserta isinya). Dibantu oleh daya dan usaha seorang Ibu, Hee Ah Lee menjadi seorang pianis ternama. Ia melakukan konser di berbagai belahan dunia.
~Pernah mendengar tentang Hee Ah Lee? Seorang gadis kecil Korea yang terlahir berbeda 180 derajat dari Maudy Koesnaedi. Gadis itu lahir dengan tubuh yang cacat, dan menderita Down Syndrome. Kedua telapak tangan Hee Ah Lee membentuk seperti capit kepiting, masing-masing tangan hanya seperti memiliki 2 buah jari~

Tidak... Allah tidak mengikat seorang Hee Ah Lee hanya dengan wujud ciptaanNya semata. Jika Allah tidak memberikan modal akal & pikiran serta Bumi & isinya pada Hee Ah Lee dan Ibunya.... tentu seorang Hee Ah Lee tidak mampu menjalani hidup di dunia ini. (Hee Ah Lee bukan seorang muslim sehingga mungkin tidak mengenal Al Quran & Hadist).


Dari sini kita dapat pahami bahwa Allah tidak menciptakan manusia untuk 100% di bawah kendaliNya. Ada bagian dari hidup manusia yang diserahkan kepada manusia itu sendiri, diperintahkanNya manusia untuk bergerak serta memutuskan sendiri dan Allah hanya memberikan bekal Akal & Pikiran, Bumi & isinya, serta Al Quran & Al Hadist untuk itu. Manusia serta masyarakat yang berhasil memadukan keduanya... antara ciptaan Allah dan karya manusia, insha Allah... selamat dunia akhirat.


Maudy Koesnaedi adalah karya cipta Allah, tetapi kebaya yang dikenakan oleh Maudy adalah karya cipta manusia. Dan Allah memerintahkan kepada manusia untuk mengenakan pakaian... untuk menutup aurat. Maka Allah memerintahkan manusia menggunakan akal, pikiran, rasa agar bisa membuat pakaian.



"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang menggunakan akal." (QS Ar Ra'du: 4)



"Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-Nya) supaya kamu mau menggunakan akal." (QS Al Baqarah: 242)

Pakaian yang digunakan oleh manusia berkembang seiring waktu dari sejak Nabi Adam sampai saat ini. Perkembangan itu juga dimotori oleh akal dan pikiran manusia. Allah tidak mencampuri proses perkembangan itu. Allah hanya memberikan akal dan pikiran saja.. lalu menyerahkannya kepada manusia untuk melakoninya.

Hee Ah Lee adalah karya cipta Allah, tetapi denting piano yang dimainkannya adalah hasil upaya dan daya pikirnya, juga dorongan dari Sang Ibu.


Al Quran adalah wahyu Allah, tetapi lembar demi lembar kertas dan tinta yang digunakan untuk menulisnya, lukisan indah yang tertuang di covernya adalah hasil olah pikir dan rasa manusia. Kaligrafi yang tergantung di dinding rumah, isinya adalah wahyu Allah, tetapi perpaduan warna bentuk yang membuatnya terlihat indah adalah hasil olah pikir dan rasa manusia.


Sampai di sini tentu kita semua sangat paham tentang uraian di atas. Bahwa ada yang karya cipta Allah, ada yang karya cipta manusia. Dan bahwa Allah sendiri memerintahkan manusia untuk berpikir dan berkarya. Hasil olah pikir dan rasa yang kemudian menjadi kebiasaan dalam satu masyarakat inilah yang disebut oleh budaya. Kebaya yang digunakan oleh Maudy adalah hasil budaya. Denting piano yang dimainkan oleh Hee Ah Lee adalah budaya.


Tetapi ada satu fenomena yang muncul dalam pemikiran masyarakat saat ini, yaitu ketika masyarakat tidak mampu membedakan mana yang ciptaan Allah, mana yang ciptaan manusia. Kesulitan masyarakat ~terutama umat muslim~ untuk membedakan keduanya biasa terjadi ketika menyangkut kebudayaan Arab. Masyarakat kita yang berlokasi nun jauh dari tanah Arab, yang tidak mengenal budaya Arab sebagian besar mengalami kesulitan untuk membedakan antara budaya Arab dan Islam. 


Satu gambaran yang gamblang pernah dijelaskan oleh  KH Mustafa Bisri agar kita mudah membedakan mana yang budaya Arab, mana yang Islam: 


"Rasulallah SAW memakai jubah, sorban dan berjenggot ya karena tradisi orang Arab seperti itu. Abu Jahal juga berpakaian yang sama, berjenggot pula. Bedanya kalau Rasul wajahnya mesem (sarat senyum) karena menghargai tradisi setempat. Nah, kalau Abu Jahal wajahnya kereng (pemarah). Silahkan mau pilih yang mana?”


Ibaratnya, jika Rasulullah lahir di tanah Jawa dan menggunakan blankon, mungkin masyarakat muslim di Arab akan ikut menggunakan blankon juga. Maka sesungguhnya kita telah gagal menerjemahkan Islam sebagai agama yang menghargai budaya. Padahal Allah SWT telah jelas-jelas memerintahkan manusia untuk berpikir dan berkarya. Ketika Rasulullah menggunakan jubah dan sorban, kita seharusnya memahami bahwa jubah dan sorban itu adalah budaya. Lalu nilai Islamnya dalam konteks tersebut apa? Nilai Islamnya adalah ketika Rasulullah menghargai dan mencintai budaya tanah airnya dengan cara mengenakan jubah dan sorban. Maka nilai Islamnya itulah yang seharusnya kita ikuti: menghargai dan mencintai budaya tanah air kita. 


Al Quran adalah wahyu Allah, Al Quran adalah pegangan bagi umat muslim. Yang di maksud Al Quran di sini adalah wahyu-nya.. bukan lembar demi lembar kertas yang dibungkus dengan cover yang dihiasi kaligrafi indah. Kertas, tulisan dan keindahannya itu adalah produk budaya. Pertama kali Al Quran dituliskan, media yang digunakan adalah pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu. Seiring dengan perkembangan teknologi dan budaya maka Al Quran terwujud seperti sekarang ini.



Jika Allah tidak mendorong umat muslim untuk menghargai budaya masyarakatnya masing-masing maka Islam akan mengalami kejumudan dan sulit berkembang bahkan sulit  diterima oleh masyarakat non Arab. Kita tahu bahwa penyebaran Islam di tanah Jawa dimotori oleh walisongo yang menggunakan budaya Jawa sebagai medianya. Jika masyarakat Jawa dicabut dari akar budayanya dan dipaksakan untuk menerima budaya Arab maka Islam sulit diterima di tanah Jawa, bahkan di belahan bumi yang lain. Kita bisa membayangkan bagaimana kesulitan sebuah masyarakat yang memiliki budayanya sendiri tiba-tiba diharuskan untuk menerima budaya lain. Karena budaya setiap masyarakat selalu disesuaikan terhadap kondisi alam dan masyarakatnya. Dan kondisi alam di belahan bumi ini diciptakan Allah dengan keunikannya masing-masing. Tidak ada yang sama. 


Jika memang Allah menghendaki seluruh umat Islam di dunia ini menerima budaya Arab, tentu saja Allah akan menciptakan manusia di dunia ini menjadi satu ras, satu suku, satu bangsa, dan alam yang homogen. Namun kita tahu bahwa itu tidak terjadi, sebaliknyalah yang dikehendaki oleh Allah (QS An Nahl: 93)

Maka dari itu, mari kita pelajari lagi apa itu Islam, dan apa itu budaya. Bahwa Islam berasal dari Allah SWT, sedangkan budaya bersumber dari akal, pikiran dan cita rasa manusia yang dianugerahkan Allah. Sehingga ber-Islam dengan budaya masing-masing tidak pernah dilarang dalam Islam. Tentu saja yang dimaksudkan di sini adalah budaya yang tidak bertentangan dengan inti ajaran Islam. Sebaliknya Allah memerintahkan kita untuk menggunakan akal, pikiran, cita rasa untuk mengolah bumi beserta isinya.

Demikianlah.. Allah telah menganugerahkan semua itu untuk manusia sehingga mereka mampu melahirkan budaya... maka... nikmat mana lagikah yang kau dustakan? :)

Komentar

  1. emang maudy dari dulu hingga sekarang cantiknya ga luntur luntur :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hindari Berbohong dalam Berpolitik: INDEKS KORUPSI PARTAI POLITIK VERSI KPK WATCH: QUALIFIED ATAU ABAL-ABAL?

Akhir-akhir ini banyak beredar di dunia maya Indeks Korupsi Partai Politik yang dibuat oleh semacam lembaga (entah lembaga resmi, entah lembaga dadakan)dengan nama KPK Watch sebagai berikut di bawah. Bagaimana metode perhitungan Indeks Korupsi Partai Politik versi KPK Watch ini? KPK Watch mengambil data jumlah koruptor selama periode 2002-2014 dari laman ICW. Setelah diperoleh angka jumlah koruptor, KPK Watch membagi angka tersebut dengan jumlah suara yang diperoleh pada pemilu 2009. Maka didapatlah angka Indeks Korupsi Partai Politik yang kemudian dipublikasikan via social media. Tentu saja publikasi ini tidak melewati publikasi media cetak dan media elektronik. Mengapa? Entahlah.. kita tidak akan membahas itu. Kita hanya akan membahas bagaimana metoda perhitungan KPK Watch ini dan apa pengaruhnya pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 ini. Tapi mungkin dari pembahasan ini kita akan paham kenapa Indeks Korupsi Partai Politik yang dikeluarkan KPK Watch ti

Halloooo Indaah :)

Hallo Indah dan semua kawan yang bertanya tentang ulasan saya mengenai Data KPK Watch di Kompasiana ( http://politik.kompasiana.com/2014/04/03/analisa-sederhana-kejanggalan-data-kpkwatch-644252.html ). Sebetulnya saya merasa sangat tidak perlu membuat tulisan ini lagi. Karena jawaban atas tulisan Indah sudah sangat jelas di ulasan saya tersebut. Tapi mungkin Indah dan beberapa kawan yang lain belum bisa memahami kalau saya tidak menerangkannya secara grafis serta dengan contoh-contoh sederhana lainnya. Juga karena saran beberapa kawan ya pada akhirnya saya buat juga. Karena saya bukan anggota Kompasiana, maka saya tidak bisa memberikan komentar di tulisan Indah tsb. Mohon maaf kalau saya menjelaskannya dengan soal cerita matematika sederhana kelas 6 SD. Tidak bermaksud merendahkan dan menyamakan taraf pemahaman dengan anak kelas 6 SD, tapi memang ilmu statistik yang saya gunakan bukan ilmu statistik yang rumit, hanya ilmu statistik sederhana dan perbandingan sederhana yang ada di pel

SEBUAH PABRIK BERNAMA UJIAN NASIONAL

Pagi itu saya sangat terkejut membaca sebuah berita di dunia maya. Wawancara Wakil Menteri Pendidikan mengenai Ujian Nasional yang saya baca di sini membuat saya terpukul: "Percayalah, kalau tidak diberi ujian, yakin saya sekolah itu tidak akan menerapkan proses belajar. Coba bayangkan Indonesia tidak ada semangat untuk belajar. Untung ada UN, mereka jadi belajar." Pernyataan ini membuat saya bertanya-tanya. Bagaimana bisa seorang Wakil Menteri Pendidikan berbicara seperti ini? Apakah ini didasari pengalaman pribadi Sang Profesor? Sehingga Wamen merasa sangat pesimis dengan berlangsungnya proses belajar di sekolah? Mungkin banyak pertanyaan di masyarakat: "apa sih yang salah dengan UN?" atau "perasaan jaman dulu Ujian nggak ribut-ribut seperti ini". Sungguh pada awalnya saya juga merasa heran, apa yang salah dengan UN? toh jaman dulu ini tidak ada masalah? Pada awalnya saya pernah menyatakan: Tidak ada yang salah dengan UN dan saya mendukung ad