Langsung ke konten utama

Lebaran Trip 2018 Cipatujah-Pelabuhan Ratu (Hari 1)

Baiklah,.. karena beberapa teman meminta saya untuk membuat review Trip Cipatujah-Pelabuhan Ratu, Lebaran 2018 lalu, saya coba sedikit bercerita. Semoga bisa menjadi bahan referensi untuk teman-teman.

D-1

Hari pertama perjalanan dimulai dari Tasikmalaya. Setelah sedikit bersilaturahmi dengan saudara-saudara di pertemuan Halal Bi Halal hari ke 2 Idul Fitri, kami berempat langsung pamit dan memulai perjalanan ke arah Selatan. Dari awal sudah direncanakan bahwa kami akan melihat sunset di Puncak Guha dan menginap di Rancabuaya.  Ada 1-2 titik kemacetan yang membuat jalur tersebut yang bisa ditempuh selama 3 jam, jadi molor menjadi 4 jam. Tetapi sepanjang perjalanan jalur Pantai Selatan, kami berhenti di beberapa titik pantai. Pntai Cipatujah sendiri kami lewatkan, karena sebelumnya sudah pernah dikunjungi.

Pantai yang pertama kami singgahi untuk istirahat makan siang adalah Pantai Cijeruk yang sudah masuk ke Kabupaten Garut dan masuk ke dalam wilayah konservasi Hutan Sancang. Enak sih sebenarnya pantainya.... kalau lagi sepi.. :D :D Pantai ini sebenarnya adalah muara sungai. Jadi ada bagian-bagian yang aman untuk dijadikan arena renang bagi anak-anak karena tidak ada ombak, ada juga daerah pasir gosong yang dibawa oleh sungai menjadi delta yang cukup luas, sehingga di waktu-waktu tertentu banyak ojek yang lalu lalang mengantarkan wisatawan untuk ke dekat pantai yang berombak.

Pantai Cijeruk

Selesai makan siang dan melihat suasana pantai Cijeruk, kami pun melanjutkan dengan tujuan selanjutnya: Pantai Sayang Heulang, Pameungpeuk. Pantainya lebih bersih daripada Pantai Cijeruk. Pasir putih dan angin yang sangat kuat. Pantai ini termasuk pantai karang. Tapi ada beberapa bagian yang bisa dijadikan tempat bermain dan berenang yang aman bagi anak-anak. Di pantai ini kami hanya melihat-lihat suasananya sebentar dan ikut sholat di sebuah penginapan. Memang ada beberapa penginapan yang direkomendasikan di internet. Tapi kami memutuskan bermalam di Rancabuaya karena tidak jauh dari Puncak Guha, spot sunset yang menjadi target kami di hari pertama perjalanan itu.

Pantai Sayang Heulang, Pameungpeuk


Sebenarnya ada lagi pantai yang menjadi target berikutnya: Pantai Santolo, bersebelahan dengan Pantai Sayang Heulang. Tapi karena khawatir melewatkan sunset, maka kami memutuskan untuk langsung menuju ke Puncak Guha.

Antara Pantai Sayang Heulang dan Puncak Guha ada sebuah masjid besar Al Jabbar yang bisa dijadikan tempat pemberhentian dan melihat-lihat pemandangan tepi laut. Karena sudah sholat di Sayang Heulang dan mengejar waktu sunset, kami tidak berhenti di Masjid Al Jabbar.
Puncak Guha ditempuh sekitar 45 menit dari Sayang Heulang.

Puncak Guha


Yayyy... tidak salah memang memilih spot sunset di Puncak Guha . Pandangan horison kita menjadi lebih jauh dari tempat ini. Selain itu disediakan juga menara pandang dari bambu untuk yang ingin mendapatkan view dari tempat yang lebih tinggi.
Sayangnya, sunset kali itu tertutup kabut.. :( :(
Sepertinya tempat ini juga ideal untuk melihat sunrise. Tidak heran kalau tidak sedikit wisatawan mendirikan tenda di sana.

Setelah hari semakin gelap, maka kami melanjutkan perjalanan ke Rancabuaya. Sekitar 5 menit waktu yang ditempuh untuk ke sana. Tentu saja hal yang pertama yang kami lakukan adalah mencari penginapan. Ada satu penginapan yang kami rasa cocok untuk kami: Villa Negla. Sayangnya untuk malam itu sudah penuh. Maka kami coba mencari penginapan di pantai tetangganya: Cidora. Alhamdulillaah... rejeki anak sholeh.. ketemu penginapan yang nyaman dan jauh lebih bersih daripada di Rancabuaya, tapi dengan harga yang lebih murah: Villa Cidora. Highly recomended. Di penginapan ini juga ada spot khusus untuk melihat sunset.

Pantai Cidora


Setelah makan malam, mandi dan sholat, semua langsung tidur.. jangan sampai bangun kesiangan untuk menyambut besok... :)






Komentar

  1. TRADING ONLINE
    BROKER AMAN TERPERCAYA
    PENARIKAN PALING TERCEPAT
    - Min Deposit 50K
    - Bonus Deposit 10%** T&C Applied
    - Bonus Referral 1% dari hasil profit tanpa turnover

    Daftarkan diri Anda sekarang juga di www.hashtagoption.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hindari Berbohong dalam Berpolitik: INDEKS KORUPSI PARTAI POLITIK VERSI KPK WATCH: QUALIFIED ATAU ABAL-ABAL?

Akhir-akhir ini banyak beredar di dunia maya Indeks Korupsi Partai Politik yang dibuat oleh semacam lembaga (entah lembaga resmi, entah lembaga dadakan)dengan nama KPK Watch sebagai berikut di bawah. Bagaimana metode perhitungan Indeks Korupsi Partai Politik versi KPK Watch ini? KPK Watch mengambil data jumlah koruptor selama periode 2002-2014 dari laman ICW. Setelah diperoleh angka jumlah koruptor, KPK Watch membagi angka tersebut dengan jumlah suara yang diperoleh pada pemilu 2009. Maka didapatlah angka Indeks Korupsi Partai Politik yang kemudian dipublikasikan via social media. Tentu saja publikasi ini tidak melewati publikasi media cetak dan media elektronik. Mengapa? Entahlah.. kita tidak akan membahas itu. Kita hanya akan membahas bagaimana metoda perhitungan KPK Watch ini dan apa pengaruhnya pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 ini. Tapi mungkin dari pembahasan ini kita akan paham kenapa Indeks Korupsi Partai Politik yang dikeluarkan KPK Watch ti

Halloooo Indaah :)

Hallo Indah dan semua kawan yang bertanya tentang ulasan saya mengenai Data KPK Watch di Kompasiana ( http://politik.kompasiana.com/2014/04/03/analisa-sederhana-kejanggalan-data-kpkwatch-644252.html ). Sebetulnya saya merasa sangat tidak perlu membuat tulisan ini lagi. Karena jawaban atas tulisan Indah sudah sangat jelas di ulasan saya tersebut. Tapi mungkin Indah dan beberapa kawan yang lain belum bisa memahami kalau saya tidak menerangkannya secara grafis serta dengan contoh-contoh sederhana lainnya. Juga karena saran beberapa kawan ya pada akhirnya saya buat juga. Karena saya bukan anggota Kompasiana, maka saya tidak bisa memberikan komentar di tulisan Indah tsb. Mohon maaf kalau saya menjelaskannya dengan soal cerita matematika sederhana kelas 6 SD. Tidak bermaksud merendahkan dan menyamakan taraf pemahaman dengan anak kelas 6 SD, tapi memang ilmu statistik yang saya gunakan bukan ilmu statistik yang rumit, hanya ilmu statistik sederhana dan perbandingan sederhana yang ada di pel

JIKA AKU SHOLAT, SEHARUSNYA AKU JADI SEORANG MUSLIM YANG SEPERTI APA? (II)

Pada tulisan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa 3 ritual awal sholat: wudhu, takbiratul ihram dan iftitah jika dilakukan dengan menyelami maknanya maka akan mengantarkan kita ke dalam 2 kondisi:  1. Pengendalian ketergantungan diri pada kemelekatan duniawi 2. Pengendalian ego Jika setelah berwudhu kita bisa melepaskan diri dari kemelekatan duniawi, lalu setelah takbiratul ihram dan membaca doa iftitah kita sudah bisa menihilkan ego, maka itu berarti kita siap untuk masuk ke tahap selanjutnya dalam sholat: berdialog dengan Allah lewat surat Al Fatiha. Tanpa masuk ke dalam 2 kondisi di atas, kita tidak akan bisa berdalog dengan Allah. Bacaan-bacaan Al Fatiha kita menjadi meaningless... tanpa makna, dan tidak akan membekas apa-apa dalam kehidupan kita.  Jika kita sudah siap, mari kita mencoba masuk dalam tahap berdialog dengan Allah. Bagi sebagian orang, bisa berdialog dengan Allah adalah sesuatu yang sangat didambakan. Bagaimana tidak.. Sebagian kita berharap bisa berdialog da