Langsung ke konten utama

SESUNGGUHNYA IA HENDAK MENGHANTARKAN HUJAN







Si Hawa Panas sangat mengerti
mengapa banyak yang mengeluh padanya.
Ia tidak marah kepada seorang wanita
yang merengut karena bedaknya luntur
oleh keringat si Hawa Panas.
Ia kasihan kepada seekor cacing
yang menggelepar di tanah
karena hembusan si Hawa Panas.

Menerima keluhan dan cacian di sepanjang jalan
si Hawa Panas tetap berjalan diam.
Karena ia sedang membawa tugas: Mengantarkan hujan.

Mengantarkan hujan harapan petani,
mengantarkan hujan yang membuat katak menari,
dan bocah-bocah berlarian dengan gembira
diantara rintiknya.
Maka si Hawa Panas tetap menerima keluhan dan cacian,
karena ia membawa kebahagian: Hujan.

Dan ketika hujan turun disambut sukacita,
si Hawa Panas berlalu membawa caci maki itu.
Tidak ada yang peduli dengannya.
Semua sibuk menyambut hujan.

Si Hawa Panas terus berjalan menyambut keluhan dan caci maki,
sambil menggandeng hujan di belakangnya.




Pondok Aren, 18 Oktober 2009

(Ketika terbangun di tengah malam dan menulis puisi ini aku jadi teringat kepada seseorang. Semoga Allah SWT membalas amal baiknya selama ini)





SESUNGGUHNYA IA HENDAK MENGANTARKAN HUJAN II

kemarin mereka mengeluh tentangmu.
Dan saat ini mereka sedang menyambut hujan.
Apakah mereka tak menyadari bahwa engkaulah yang mengantarkan hujan,
wahai Si Hawa Panas?


Pondok Aren, 20 Oktober 2009
(melihatmu berjalan perlahan keluar dari ingatan mereka)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hindari Berbohong dalam Berpolitik: INDEKS KORUPSI PARTAI POLITIK VERSI KPK WATCH: QUALIFIED ATAU ABAL-ABAL?

Akhir-akhir ini banyak beredar di dunia maya Indeks Korupsi Partai Politik yang dibuat oleh semacam lembaga (entah lembaga resmi, entah lembaga dadakan)dengan nama KPK Watch sebagai berikut di bawah. Bagaimana metode perhitungan Indeks Korupsi Partai Politik versi KPK Watch ini? KPK Watch mengambil data jumlah koruptor selama periode 2002-2014 dari laman ICW. Setelah diperoleh angka jumlah koruptor, KPK Watch membagi angka tersebut dengan jumlah suara yang diperoleh pada pemilu 2009. Maka didapatlah angka Indeks Korupsi Partai Politik yang kemudian dipublikasikan via social media. Tentu saja publikasi ini tidak melewati publikasi media cetak dan media elektronik. Mengapa? Entahlah.. kita tidak akan membahas itu. Kita hanya akan membahas bagaimana metoda perhitungan KPK Watch ini dan apa pengaruhnya pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 ini. Tapi mungkin dari pembahasan ini kita akan paham kenapa Indeks Korupsi Partai Politik yang dikeluarkan KPK Watch ti...

BERGESERNYA KEBERPIHAKAN KAUM TERPELAJAR (BERKACA DARI DEMO PARA DOKTER)

Demo para dokter telah lewat beberapa waktu. Berbagai reaksi dari masyarakat pun muncul. Sebagian adalah reaksi negatif. Munculnya reaksi negatif ini saya rasa lebih kepada akibat persoalan teknis, dan bisa diatasi jika demo para dokter ini dilakukan bertahap dengan pemanasan2... yaitu sosialisasi isu terlebih dahulu.   Karena sosialisasi isu yg kurang ini, masyarakat tidak mampu untuk menangkap inti persoalan dari tuntutan para dokter. Masyarakat yg pada dasarnya tidak bisa dilepaskan dari kebutuhannya terhadap para dokter tiba2 merasa diputus, tiba2 merasa ditinggalkan oleh satu2nya solusi kesehatan mereka: dokter. Seandainya saja demo ini dilakukan secara bertahap dengan eskalasi yang halus, tentu saja masyarakat akan menyadari bahwa apa yang dituntut oleh para dokter ini sangat berkaitan erat dengan kebutuhan masyarakat sendiri. Apa yang dituntut oleh para dokter adalah demi masyarakat itu sendiri. Bagaimana tidak, tuntutan terhadap kasus dr Ayu akan sangat mempengaruhi pela...

Halloooo Indaah :)

Hallo Indah dan semua kawan yang bertanya tentang ulasan saya mengenai Data KPK Watch di Kompasiana ( http://politik.kompasiana.com/2014/04/03/analisa-sederhana-kejanggalan-data-kpkwatch-644252.html ). Sebetulnya saya merasa sangat tidak perlu membuat tulisan ini lagi. Karena jawaban atas tulisan Indah sudah sangat jelas di ulasan saya tersebut. Tapi mungkin Indah dan beberapa kawan yang lain belum bisa memahami kalau saya tidak menerangkannya secara grafis serta dengan contoh-contoh sederhana lainnya. Juga karena saran beberapa kawan ya pada akhirnya saya buat juga. Karena saya bukan anggota Kompasiana, maka saya tidak bisa memberikan komentar di tulisan Indah tsb. Mohon maaf kalau saya menjelaskannya dengan soal cerita matematika sederhana kelas 6 SD. Tidak bermaksud merendahkan dan menyamakan taraf pemahaman dengan anak kelas 6 SD, tapi memang ilmu statistik yang saya gunakan bukan ilmu statistik yang rumit, hanya ilmu statistik sederhana dan perbandingan sederhana yang ada di pel...