Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

SEBUAH SISTEM KESEIMBANGAN DALAM BERNEGARA.

Ketika kita membicarakan sebuah negara, maka -selain ‘property’negara- berarti kita akan berbicara menyangkut 2 hal: Pemerintah dan Rakyat. Pemerintah adalah sebagian kecil warga negara yang berperan sebagai penyelenggara negara, sedangkan rakyat (saya definisikan disini) sebagian besar warga negara yang mengumpulkan dana untuk biaya penyelenggaraan negara. Dalam sebuah negara Demokrasi, peran pemerintah dan rakyatnya ibarat dewan komisaris dan dewan direktur. Rakyat sebagai pemegang saham dalam sebuah negara (dewan komisaris), sedangkan pemerintah sebagai penyelenggara pengambil keputusan (dewan direksi). Apakah dalam bernegara ini definisi pemerintah dan rakyat bisa diartikan sebagai Yang Mengurus (Pemerintah) dan Yang Diurus (rakyat)? Belum tentu! Dalam berbagai hal ada banyak sekali peranan masyarakat/rakyat yang mengusahakan untuk mengurus dirinya sendiri. Ini akan terjadi jika dalam beberapa hal kebutuhan yang mendesak masyarakat merasa tidak dapat lagi menunggu pemerintah un

CERITA TENTANG LUMUT DAN KARTINI

Semua pasti mengenal lumut. Si tumbuhan yang kecil mungil, terkadang tingginya pun tak mencapai 0.5 cm. Lumut tumbuh di tempat-tempat yang tak terawat pada sebuah bangunan. Di zaman ketika masyarakat -mulai dari pejabat, artis sampai masyarakat biasa- meneriakkan go green seperti sekarang ini, apalah artinya lumut. Adakah yang sengaja menumbuhkan lumut di sekitar rumahnya atau lingkungannya? Pohon-pohon yang ditanam di sekitar rumah tentulah pohon besar, yang rimbun. Syukur-syukur pohon itu kemudian berbuah, sehingga si empunya rumah bisa menikmati hasilnya kelak. Atau paling tidak pohon besar yang rimbun, yang bisa menyimpan air. Seperti saya misalnya yang mengidam-idamkan menanam pohon trembesi di sekitar rumah. Tapi siapa yang ingin menanam lumut? Meskipun sebenarnya lumut-lumut tebal di hutan pedalaman sana menyimpan banyak air. Bahkan terkadang bisa menjadi sumber air. Tapi tentu saja tak ada yang berkehendak menanam lumut meskipun sedang semangat-semangatnya lantang berteri