Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2009

Ketika 3 Buah Kakao Bernilai Lebih dari 6,7 Triliun

Ini adalah pengadilan dunia, dimana yang berdiri di ruang sidang adalah manusia-manusia yang jauh dari kesempurnaan. Apalagi produk yang dibuat oleh manusia, tentu saja tidak sempurna. Ya, hukum buatan manusia selalu ada saja cacatnya. Hukum buatan manusia yang tidak pernah sempurna, dijalankan oleh manusia-manusia yang tidak sempurna. Maka hanya di dunia inilah bisa terjadi 3 buah kakao nilainya lebih tinggi dari 6,7 triliun. Karena pencurian 3 buah kakao bisa dengan cepat masuk ke pengadilan, sedangkan kasus 6,7 triliun yang merugikan negara begitu sulitnya masuk ke pengadilan. Adalah Nenek Minah, nenek tua miskin yang mencuri 3 buah kakao dari sebuah perkebunan untuk dijadikan bibit diajukan ke pengadilan dan dihukum 1,5 bulan percobaan. Dan yang harus ditekankan di sini adalah Nenek Minah mencuri bukan untuk dimakan, bukan untuk dijual, tapi untuk dijadikan bibit. Artinya semiskin2nya Nenek Minah ia mencuri untuk mata pencahariannya, ia tetap mau bekerja. Masyarakat Indonesia me

Aku Tak Tahu Apa-apa Tentang-Nya

Ketika dulu aku membaca buku seri Tasawuf Modernnya Agus Mustafa: Bersatu dengan Allah dan Terpesona di Sidratul Muntaha, aku merasa bahwa aku bisa mengenal zat-Nya, bisa merasa dekat dengan-Nya, sekaligus merasa kecil, merasa bergetar, merasa terharu, merasa keagungan-Nya, ah, pokoknya perasaan yang campur aduk. Dengan perumpamaan Agus Mustafa dan ayahnya bahwa antara Manusia dan Allah seperti teh yang dicelupkan dengan air putih, aku merasa bisa mengenal-Nya. Yah, perumpamaan yang simple namun mendalam. Tetapi kemarin malam ketika aku membaca kembali Mutiara Nahjul Balaghah, Wacana dan Surat-surat Imam Ali r.a., (yang dulu semasa SMA pernah aku coba untuk membacanya) semua yang selama itu bercokol di pikiranku seperti dimentahkan, seperti terpinggirkan, hanya dengan satu alinea pembuka pidato Ali bin Abi Thalib tentang keimanan. Ya, satu alinea pembuka, belum.... belum masuk kepada isi pidato yang lebih menghanyutkan itu. Hanya satu alinea: “Segala puji bagi Allah yang tiada pembic

Nasihat Ali bin Abi Thalib

Berkata Kumail bin Ziyad An Nakha'iy: "Pada suatu hari, Amirul Mukiminin Ali bin Abi THalib menggandeng tanganku dan membawaku ke suatu tempat pekuburan. Sesampainya di sana, ia menarik napas panjang dan berkata kepadaku: Wahai Kumail, sesungguhnya kalbu manusia itu seperti wadah, yang terbaik darinya ialah yang paling rapi menjaga segala yang disimpan di dalamnya. Maka ingatlah apa yang kukatakan kepadamu: Manusia itu ada tiga macam: rabbaniy yang berilmu, atau orang yang senantiasa belajar dan selalu berusaha agar berada di jalan keselamatan; atau -selebihnya- orang-orang awam yang bodoh dan picik, yang mengikuti semua suara (yang benar maupun yang batil), bergoyang bersama setiap angin yang menghembus, tiada bersuluh dengan cahaya ilmu dan tiada melindungkan diri dengan "pegangan" yang kukuh-kuat. Wahai Kumail, ilmu adalah lebih utama daripada harta. Ilmu menjagamu, sedangkan kau harus menjaga hartamu. Harta akan berkurang bila kaunafkahkan, sedangkan ilmu bertamb

Ketika Sapi Mengkudeta Manusia (I)

Mengamati anak kambing yang sedang asyik menyusu pada induknya sore itu membuat aku jadi berpikir: apa jadinya ya... kalau tiba-tiba induk kambing itu dikudeta oleh seekor kucing?.... maksudnya kalau tiba-tiba yang menyusui anak kambing itu adalah seekor kucing, atau harimau, atau sapi, atau bahkan serigala?? Dari pengamatan dan pemikiran itu, ada sesuatu yang ingin aku ceritakan di sini, fakta-fakta yang aku temui tentang susu sapi yang telah menggantikan peran ASI. Terus terang fakta-fakta ini sempat membuat aku terkejut dan merasa sedih. Mungkin karena tadinya aku berpikir bahwa promosi ASI eksklusif yang lumayan gencar ketika Nisa dan Maula masih bayi, aku jadi mengira Indonesia adalah negara yang paling besar cakupan ASI Eksklusifnya. Ternyata aku salah. Setelah diberikan referensi oleh temanku Rien, aku baru tahu bahwa cakupan ASI eksklusif di Indonesia jauh di bawah rata2 dunia: 38%. Berapa cakupan ASI Eksklusif di Indonesia? Hanya berada di kisaran 7%!!! Dan itu semakin menur

Ketika Sapi Mengkudeta Manusia (II)

Jadi apa yang menyebabkan Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia begitu rendah? Jika pada kenyataannya ASI adalah yang terbaik, berarti ada 3 hal yang menghalangi seorang Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif: 1. Ketidaktahuan/kurangnya kesadaran Ibu mengenai pentingnya ASI Eksklusif dan bagaimana pelaksanaannya. 2. Faktor lingkungan Ibu Ketidaktahuan/kurangnya kesadaran Ibu mengenai pentingnya ASI Eksklusif dan bagaimana pelaksanaannya, adalah tanggung jawab pemerintah untuk mensosialisasikan program ini. Selama 2 kali mengandung dan melahirkan terus terang tidak ada dorongan atau advice dari dokter kandungan untuk memberikan ASI Eksklusif bagi bayiku. Informasi yang kudapat harus aku cari sendiri lewat media massa dan majalah. Bahkan pernah dokter anakku mendorongku untuk memberikan susu formula untuk Maula. Faktor lingkungan Ibu, salah satunya bahkan dari Rumah Sakit tempat si Ibu melahirkan. Pemberian ASI Eksklusif sedari dini memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan ASI Eks